Jangan Berkedip, Ayah-Bunda: Waktu Adalah Pencuri Terbaik yang Tak Pernah Kita Sadari

Pernahkah Anda menatap si kecil yang terlelap, lalu tanpa sadar tersenyum dan berpikir, “Cepat sekali kamu besar, Nak.”? Jika pernah, selamat, Anda sedang merasakan salah satu keajaiban sekaligus ‘jebakan’ paling manis dalam menjadi orang tua.

Kita semua tahu waktu berjalan, tapi entah kenapa saat menjadi orang tua, waktu seolah memiliki tombol fast-forward yang tak bisa kita matikan. Rasanya baru kemarin kita menimang bayi mungil yang bahkan belum muat di lekukan lengan. Kita menghabiskan malam tanpa tidur, khawatir dengan setiap tangisannya, dan merayakan setiap ons kenaikan berat badannya.

Lalu, tanpa aba-aba, kita berkedip.

Tiba-tiba, bayi mungil itu sudah menjadi balita yang tak lagi pas dalam sekali pelukan. Tangannya yang dulu hanya bisa menggenggam satu jari kita, kini sudah bisa berlari dan memeluk leher kita dengan erat.

Ibu memeluk anaknya saat bayi dan saat sudah lebih besar

Dari Riuh Menjadi Hening, Dari Menggandeng Menjadi Digandeng

Ingatkah masa-masa ketika rumah tak pernah mengenal kata sepi? Suara tangis dan tawa yang saling bersahutan, teriakan berebut mainan, atau rengekan manja yang kadang membuat kita pusing tujuh keliling. Rumah terasa seperti arena bermain yang riuh, penuh energi, dan kadang... sedikit berantakan.

Kita mungkin sering mengeluh, "Kapan ya rumah ini bisa tenang?". Hati-hati dengan keinginan itu, Ayah-Bunda.

Karena kita akan berkedip lagi.

Maka, Apa yang Harus Kita Lakukan? Nikmati Lelahnya, Syukuri Momennya.

Waktu memang tak bisa kita putar kembali. Ia adalah arus deras yang akan terus membawa anak-anak kita menuju kedewasaan mereka. Kita tidak bisa menghentikannya, tapi kita bisa menari bersamanya. Kita bisa memilih untuk hadir sepenuhnya, di sini, saat ini.

Inilah Saatnya Untuk:

  • Mengatakan "Iya" sekali lagi, saat mereka meminta dibacakan dongeng yang sama untuk kesepuluh kalinya. Lelah? Pasti. Tapi lihatlah mata berbinar mereka, itu adalah bayaran yang tak ternilai.
  • Membiarkan diri kita "terganggu", saat mereka menarik tangan kita untuk mengajak bermain, padahal cucian masih menumpuk. Cucian bisa menunggu, tapi ajakan bermain tidak akan datang selamanya.
  • Memeluk sedikit lebih lama, saat mereka datang dengan wajah sedih. Kadang, yang mereka butuhkan hanyalah dekapan hangat yang meyakinkan.
  • Mendengar dengan lebih sabar, saat mereka berceloteh tentang hal-hal yang mungkin terdengar sepele. Bagi mereka, itu adalah dunia.

Dunia Mereka Tak Selamanya Berputar di Sekitar Kita

"Suatu saat nanti, mereka akan menemukan semesta baru. Dan saat itu tiba, kita akan menyadari bahwa masa-masa yang penuh lelah dan riuh inilah yang akan menjadi kenangan paling kita rindukan."

Jadi, untuk Ayah dan Bunda di luar sana... Tarik napas dalam-dalam. Nikmati setiap momennya. Peluk mereka erat selagi bisa. Karena kita tidak akan pernah tahu kedipan mata yang mana yang akan menjadi penanda sebuah fase telah berakhir.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak